Kamis, 04 Juni 2020

Fenomena Pamali Di Masyarakat Modern


 
FENOMENA PAMALI DI MASYARAKAT MODERN
Mata Kuliah                : Sosiologi
Dosen Pengampu        : Syamsul Bakhri, M.Sos
Disusun oleh:
M Akbar Zidane AR               (3419103)
Kelas   : B

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2019

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
            Sistem nilai budaya lokal masyarakat Indonesia memiliki cara yang unik dalam membentengi kehidupan sosial dari gempuran globalisasi. Nilai-nilai globalisasi yang bertentangan dengan budaya dan adat istiadat, ditangkal dengan mekanisme kontrol perilaku berupa tradisi adat larangan yang dikenal dengan istilah pamali. Saat ini kepercayaan masyarakat awam tentang pamali umumnya mengalami desakralisasi. Bahkan oleh generasi kekinian dianggap sekadar ungkapan fiktif yang tidak memiliki arti secara sosial. Namun dibeberapa daerah, eksistensi budaya pamali masih terus dilestarikan oleh masyarakat sebagai bentuk didikan dilingkungan keluarga.

Istilah Pamali diartikan sebagai ungkapan nasihat, larangan dan pantangan  melakukan sesuatu yang menurut tradisi dan keyakinan adat istiadat dapat menyebabkan datangnya dampak buruk dan kesialan. Pamali biasanya berisi larangan-larangan seputar perilaku sehari-hari yang lazim ditemui dikehidupan keluarga. Ungkapan larangan tersebut oleh masyarakat selalu dirangkaikan dengan peringatan tentang konsekuensi kerugian yang akan dialami jika larangan tersebut dilanggar. Konsekuensi pelanggaran terhadap larangan umumnya dikaitkan dengan urusan rezeki, jodoh, kesehatan, keturunan dan juga keselamatan.B. Rumusan masalah
            Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
1.      Apa yang dimaksud dengan budaya pamali?
2.      Apakah pamali harus ditinggalkan di era modern ?
3.      Bagaimana makna pamali dalam perspektif  budaya?





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pamali
Pamali adalah istilah yang ada dalam bahasa Sunda yang merupakan salah satu jenis dari pakeman basa. Arti dari pakeman basa adalah bahasa atau merupakan rangkaian kata-kata atau kalimat yang sudah tetap susunannya, dan sudah memiliki arti khusus yang juga sudah tetap. Yang termasuk ke dalam pakeman basa di dalam bahasa Sunda adalah seperti babasan, paribasa, gaya basa, cacandran, pamali, dan kila-kila.

Arti atau maksud dari pamali adalah beberapa larangan atau pantangan yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari yang dibuat atau diberikan oleh para leluhur. Arti atau maksud dari pamali di dalam bahasa Indonesia mirip dengan "tabu". Larangan, pantangan atau pamali tersebut biasanya menjadi aturan atau norma yang berlaku di lingkungan masyarakat yang perlu untuk dipatuhi, seperti yang berlaku di lingkungan masyarakat Sunda.

Meskipun demikian, pada kenyataannya tidak semua orang Sunda mempercayai pantangan, larangan atau pamali tersebut, karena kadang-kadang dianggap tidak masuk akalatau tidak logis. Namun, jika dilihat dan diperhatikan lebih dalam lagi, sebetulnya ada juga yang berkaitan dengan etika, sehingga kadang-kadang tidak ada salahnya juga beberapa pantangan, larangan atau pamali tersebut diikuti dan dipatuhi.
B.   Pamali di Era Modern
Kini, pamali tampaknya perlahan ditinggalkan. Penyebabnya apa lagi jika bukan arus teknologi komunikasi yang membabi buta. Aspek logika yang begitu kontradiktif dengan mitos dipercaya sebagai ilmu pengetahuan baru. Alhasil ketakutan akan mitos dan sikap pamali berangsur dilanggar. Padahal fkelestarian mitos diperlukan pada beberapa kawasan sebagai penjaga legitimasi hukum adat. Tujuannya untuk kelestarian lingkungan dan mempertahankan akar budaya bangsa.
Meskipun terkadang mitos ini disampaikan dengan bahasa yang irasional serta tidak bisa diterima dengan nalar dan akal yang sehat, namun pada implementasinya ada beberapa yang menjadi sebuah ajaran kebenaran agar manusia menjalankan hidup sebagaimana mestinya; menempatkan diri pada tempat yang tepat, tidak melakukan hal-hal yang sepantasnya tidak lazim dilakukan pada saat dan tempat yang tidak tepat, serta sebuah larangan agar manusia tidak salah dalam menjalankan 'tindak-tanduknya' dalam kehidupan sehari-hari.
Kepercayaan terhadap mitos ini juga semakin diperkuat karena biasanya dikait-kaitkan dengan hal-hal yang mistis seperti gaib dan ramalan umum yang sering terjadi. Mitos-mitos kuno ini masih sering terdengar di masyarakat modern. Bahkan sebagian masyarakat juga masih mempercayainya.[1]
Berikut 12 mitos kuno yang masih ada di kehidupan masyarakat modern:
1.      Jangan menyisakan nasi atau membuang-buang nasi
Larangan menyisakan nasi atau membuang nasi, karena nasinya akan menangis. Mitos ini juga biasanya ditujukan pada anak kecil yang susah sekali di suruh makan. Pastinya alasan ini dijadikan bahan untuk menakut-nakuti anak bahwa jika makan nasi tidak habis maka nasinya bisa nangis. Dan biasanya anak kecil akan takut jika nasi akan menangis disebabkan ulahnya yang tidak mau makan. Larangan ini juga sangat baik sebagai media mendidik agar anak menghargai makanan.
2.      Dilarang duduk di depan pintu ketika makan
Dulu, makan sambil duduk di depan pintu dimitoskan akan jauh dari jodoh. Larangan makan sambil duduk di depan pintu ini masuk akal memang, karena ketika kita makan di depan pintu akan menghalangi orang lain keluar masuk pintu. Namun jika ini bisa menyebabkan jauh seseorang bisa jauh dari jodohnya, apakah Anda masih percaya?

3.      Tidak boleh potong kuku malam
Larangan memotong kuku pada malam hari juga menjadi mitos orang kuno yang masih kerap kita dengan di masyarakat modern. Mitos ini tidak hanya dipercaya di Indonesia, di Jepang pun masih dipercaya bahwa memotong kuku pada saat malam hari, dulu dimitoskan akan mengikuti orang tuanya ketika mereka meninggal.
Namun masyarakat modern sebagian menganggapnya bahwa pantangan ini dimaksudkan karena jaman dulu tidak ada pomotong kuku, jadi bisa menyebabkan jari bisa tersayat pisau ketika memotong kuku pada malam hari
4.      Jangan menyapu pada malam hari
Orang zaman dulu melarang menyapu pada malam hari, karena dipercaya bisa menghilangkan rezeki. Ini sangat masuk akal, karena zaman dulu hanya setiap rumah masih menggunakan lampu tempel sehingga penerangan agak remang-remang. Larangan menyapu pada malam hari dimaksudkan untuk menghindari ada benda atau barang berharga kita yang terjatuh di lantai dan terbuang bersama sampah. Jika barang berharga kita hilang, berarti kehilangan rezeki.
5.      Dilarang keluar rumah ketika senja
Orang dulu beranggapan jika keluar rumah pada saat senja hari bisa hilang dibawa makhluk halus. Sebagian masyarakat di daerah pedesaan pun masih mepercayai mitos ini.
Namun jika kita lihat dari sisi rasionalitas, ada baiknya jika kita tidak keluar rumah pada saat senja hari. Karena, bisa saja pada zaman dulu rumah masih sangat jarang-jarang, tidak ada penerangan jalan raya karena belum ada PLN. Larangan ini bisa saja dimaksudkan agar kita terhindar dari bahaya misal digigit ular atau binatang lainnya.
6.      Dilarang menduduki bantal
Ada beberapa daerah seperti Bali, yang menganggap bantal posisinya sangat dihargai jadi pantangan buat kita untuk menduduki bantal karena memang di khususkan untuk kepala. Maka, wajar jika orang zaman dulu memberi larangan ini dengan ancaman, jika menduduki bantal bisa menyebabkan penyakit bisul.
7.      Jangan makan di tempat tidur
Alasannya jelas jika makan di tempat tidur akan menyebabkan sprei kotor dan juga bisa mendatangkan semut. Tapi orang zaman dulu meyakini jika makan di tempat tidur akan mendapatkan jodoh yang pemalas.
8.      Jangan foto bertiga
Mitos ini masih kita dengar sampai sekarang, sepertinya ini mitos baru karena zaman dulu mana ada kamera? Namun masyarakat modern saat ini juga masih ada yang mempercayainya, jika foto bertiga salah satu di antaranya bakal ada yang mneinggal lebih dulu.
9.      Burung gagak berbunyi
Hal ini juga masih dipercayai, jika ada gagak berbunyi akan ada keluarga yang meninggal. Namun jika dipikir secara rasional, bagaimana mungkin gagak tau semua keluarga kita, apalagi sampai sempat-sempat memberi kode bahwa sanak keluarga kita ada yang meninggal. Tapi, ini juga masih dipercayai oleh sebagian masyarakat meskipun sudah di zaman modern.
10.  Kebiasaan bersiul diwaktu malam
Zaman dulu waktu tidur kita lebih awal ketimbang zaman sekarang, oleh karena dulu tidak ada hiburan sehingga jam 8-9 kita sekeluarga sudah tertidur. Larangan ini dimaksudkan agar tidak menggangu orang lain ketika tidur dengan suara siulan. Namun mitos orang kuno mengatakan bahwa bersiul malam hari bisa mengundang makhluk halis. Makanya orang dilarang bersium malam hari.
11.  Dilarang memukul pantat gadis
Memukul atau memegang pantat gadis dipercaya jika mendapat isteri orangnya tidak bisa memasak. Namun, sebenarnya tidak ada hubungannya tidak bisa memasak dengan memukul pantat. Hal tersebut dilarang karena tidak boleh menyakiti apalagi memukul di bagian yang dianggap tidak sopan.
12.  Menabrak kucing
Mitos ini masih dipercaya kuat oleh masyarakat. Jika seseorang sedang mengendarai kendaraan baik motor atau mobil menabrak kucing diyakini akan mendapatkan sial. Untuk itu, orang yang masih mempercayai mitos ini pasti akan langsung berhenti dan mengubur kucing tersebut. Dalam mengubur kucing ini pun ada tata caranya, tidak boleh dikubur begitu saja, tetapi harus dibungkus dengan kain. Jika tidak ada kain, si penabrak harus mengorbankan pakaian atau kain yang saat itu ia bawa atau ia kenakan.
Meskipun sudah di era modern , masyarakat modern tetap mempercayai mitos-mitos zaman dulu tersebut.
C.    Hubungan fenomena pamali dengan teori kontruksi sosial Peter L Berger
Menurut Berger, setiap masyarakat memiliki sistem pengetahuan yang diterima secara turun-temurun. Gagasan pengetahuan yang bersifat lokal (beberapa kalangan mengatakan sebagai tradisional) hampir ada pada setiap masyarakat, sedari dulu hingga kini. Kita mengenal pengetauan yang bisa dikatakan sebagai: mitos, takhayul, pamali, prewangan, atau apapun namanya, tetapi jelas mereka yang menciptakan, mengembangkan, dan memodifikasi.
Pamali berdasarkan sudut pandang dari konstruksi sosial menggambarkan tradisi lisan budaya pamali ini sudah terkonstruksi sejak nenek moyang mereka yang dari sejak dulu kala dan merupakan warisan dari leluhur mereka. Keinginan untuk mempertahankan rasa superioritas terhadap pendidikan moral yang ditanamkan oleh nenek moyang mereka sejak dahulu, mendorong masyaraka tuntuk mempertahankan dan melestarikan tradisi lisan budaya pamali agar generasi penerus mereka tetap mengikuti jejak nenek moyang mereka.

                                                                                                                                                                           


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pamali yaitu beberapa larangan atau pantangan yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari yang dibuat atau diberikan oleh para leluhur. Arti atau maksud dari pamali di dalam bahasa Indonesia mirip dengan "tabu". Larangan, pantangan atau pamali tersebut biasanya menjadi aturan atau norma yang berlaku di lingkungan masyarakat yang perlu untuk dipatuhi, seperti yang berlaku di lingkungan masyarakat Sunda.
Meskipun pamali perlahan ditinggalkan. Penyebabnya teknologi dan masyarakat modern yang lebih memakai logika , tetapi masih ada beberapa mitos yang masih di percaya di masyarakat modern.
B.     Kritik dan Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
Dari sempurna. Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik konstruktif dari berbagai pihak agar lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat kepada para pembacanya.

Daftar Pustaka
Widi Hatmoko,2017. “12 Mitos Orang Kuno yang Masih Sering Terdengar di Masyarakat Modern”. https://merahputih.com/post/read/12-mitos-orang-kuno-yang-masih-dipercaya-hingga-saat-ini


[1] Widi Hatmoko,2017. “12 Mitos Orang Kuno yang Masih Sering Terdengar di Masyarakat Modern”. https://merahputih.com/post/read/12-mitos-orang-kuno-yang-masih-dipercaya-hingga-saat-ini

6 komentar:

  1. Bagus, tingkatkan lagi ya lebih baik kalau kasih pendapat sendiri di kolom khusus tentang teori yg km tulis, mungkin lebih baik^^ sekedar saran semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. Secara keseluruhan artikel ini sudah bagus. Isinya juga sangat bermanfaat untuk saya. Goodluck untuk kedepannya! Tingkatkan lagi!

    BalasHapus